Gambaran umum Puntianak

Umumnya, kuntilanak digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dan berbaju panjang warna putih. Dalam cerita rakyat Melayu, sosok lembaga ini digambarkan dalam bentuk wanita cantik dengan punggung berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Ia sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Oleh karena itu, cerita ini kemungkinan bertujuan menghindari golongan wanita daripada diganggu oleh pemuda-pemuda yang takut akan kuntilanak ketika berjalan seorang diri di jalan yang sunyi.

Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut "waru doyong").

Hantu puntianak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Oleh itu, cerita ini kemungkinan bertujuan menghindari golongan wanita daripada diganggu oleh pemuda-pemuda yang takutkan puntianak ketika berjalan seorang diri di jalan yang sunyi. Sesetengah berkata, puntianak takutkan perempuan dan hanya menggangu golongan lelaki sahaja.[3]

Kepercayaan penangkalan

Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum, dan pisau di dekat tempat tidur bayi.

Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak - hal ini kerana puntianak ini dikatakan mempunyai lubang di belakang tengkuknya, maka sesiapa yang tersempak puntianak dalam jelmaan wanita, maka paku hendaklah ditancapkan di lubang belakang leher ini lalu menukarkan puntianak tersebut menjadi wanita manusia. Sekiranya paku itu dikeluarkan, ia akan kembali menjadi puntianak.

Dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas—bagian ubun-ubun—kuntilanak.

Pandangan mengikut kepercayaan agama setempat

Di dalam kepercayaan agama samawi (Islam, Nasrani, dan Yahudi), kuntilanak termasuk dari golongan jin kafir atau setan. Di dalam Islam, kuntilanak termasuk golongan jin dari jenis haffaf—jin yang suka mengganggu dan menakut-nakuti manusia—dan arwah—jin yang mengaku-ngaku sebagai orang yang telah tiada. Dan adapun cara menangkal menurut agama-agama samawi yaitu dengan cara berdoa terlebih dahulu sebelum berpergian. Selalu mengingat Sang Pencipta sesuai kepercayaan masing-masing. Contoh di dalam Islam yang selalu mengajarkan berdoa sebelum berpergian, selalu mengingat Allah. Kuntilanak akan lari jika mendengar suara azan dan kuntilanak yang menampakkan diri bisa dilukai karena masuk ke alam manusia, maka berlakulah hukum manusia. Selalu beribadah dan mengikuti perintah Allah serta mengikuti sunah Rasulullah Saw.

Adapun cara menangkal jin dalam Islam seperti yang ada di dalam hadis dan Alquran.

". . . Pagi berikutnya Rasulullah Saw. berkata, ’Apa yang dilakukan tawananmu semalam?’ Aku menjawab, ’Ia mengajariku beberapa kalimat dengan itu Allah akan memberi keuntungan padaku, sehingga aku biarkan dia pergi.’ Ketika Nabi Saw menanyakan kalimat apa itu, aku mengatakan kepadanya saw bahwa itu adalah ayat kursi untuk dibaca sebelum pergi tidur. Aku juga mengatakan pada dia bahwa orang itu berkata bahwa seorang penjaga dari Allah akan mendampingiku dan setan tidak akan mendekatiku sampai aku bangun di pagi hari.’

Nabi saw berkata, ’Sesungguhnya ia berkata benar, meskipun ia seorang pembohong yang terpaksa. Wahai Abu Hurairoh! Tahukah kamu dengan siapa engkau berbicara pada tiga malam lalu itu?’ Aku menjawab, ’Tidak.’ Dia Saw. menjawab, ‘Itu adalah jin dari golongan setan.’” (HR. Bukhori)

”Jangan jadikan rumahmu seperti kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang selalu dibacakan didalamnya surah Al Baqarah.” (HR. Muslim)